Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO)
Batuk Rejan atau di masyarakat kita sering disebut juga dengan batuk 100 hari ini merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak, terutama di bawah umur 2 tahun. Batuk rejan juga dapat terjadi pada orang dewasa, tetapi tidak berbahaya. Menjadi lebih berbahaya jika terjadi pada anak-anak, balita, dan orang lanjut usia.
Batuk Rejan disebabkan oleh bakteri Bordetellapertussis dan terkadang oleh Bordetellaparapertussis. Penularannya melalui batuk atau bersin penderita yang terinfeksi.
Gejala dan tanda-tanda Batuk Rejan
- Dada terasa dingin, nafsu makan hilang, batuk pada malam hari, bersin, lesu, dan infeksi mata.
- Setelah 7-14 hari, batuk semakin hebat dan berulang dengan cepat disertai dahak kental.
- Setiap batuk diakhiri dengan suara melengking, batuk mengikil, dan terkadang disertai muntah.
- Selama serangan batuk, muka penderita kelihatan merah kebiruan.
- Pada bayi, serangan batuk dapat menyebabkan bayi tidak bernapas secara periodik, kekurangan oksigen, dangguan metabolisme.
Perawatan dan pantangan untuk Penderita Batuk Rejan
- Lakukan vaksinasi pada bayi sebagai pencegahan.
- Tempatkan penderita dalam ruang terpisah sekitar 6 minggu untuk menghindari penularan.
- Berikan makanan bergizi yang mudah dicerna sedikit demi sedikit.
- Hindari makanan yang banyak mengandung gula pasir, pemanis buatan, dan gorengan.
- Untuk batuk rejan yang terjadi pada bayi dan balita, segera bawa ke dokter.
Sekian Tips Cara Mengatasi Batuk Rejan, semoga bermanfaat.
Sumber Artikel : kaskus.co.id